“g Ikut apa-apa pak?”
“Lha kenapa g ikut?”
“Yach…. pernah sih semseter-semester awal, tapi sekarang udah
engga”
“Apa sih yang didapatkan ketika ikut organisasi, pertama teman, kedua teman, ketiga teman, ……….”
Suatu kali saya ditanyai oleh seorang bapak di kampus. Pertanyaan tersebut sering dilontarkan kepada saya oleh siapapun ketika saya mulai mengenal orang-orang baru yang ada di kampus. Pertanyaan tentang organisasi apa yang saya ikuti, ya saya jawab jujur saja kalau saya tidak ikut organisasi apapun walaupun memang dulu saya ikut organisasi di awal-awal kuliah. Sebenarnya saya enjoy ketika ikut organisasi, tapi akhirnya saya memutuskan untuk menetralkan diri saja.
Keluar dari organisasi adalah keputusan yang saya ambil dengan penuh kesadaran. Bukan karena saya ingin fokus terhadap kuliah dan mendapatkan IPK tinggi, karena biasanya orang beranggapan bahwa mahasiswa yang tidak ikut organisasi adalah mereka yang ingin mendapatkan IPK tinggi dengan fokus pada kuliah. Padahal malah banyak sekali mahasiswa yang sibuk organisasi malah berprestasi, karena mereka terbiasa dengan tantangan-tantangan yang dihadapinya.
Jujur saya tidak setuju ketika sebuah organisasi hanya dijadikan ladang untuk mencari anggota (baca pengikut) saja. Dari awal perekrutan sudah ditanamkan rasa benci terhadap organisasi yang lain dengan memberikan kelemahan-kelemahan organisasi tersebut, bukankah hal ini berarti organisasi sudah memberikan kelemahannya sendiri kepada calon anggotanya.
Berikan apa yang terbaik, karena setiap orang bebas memilih jalan hidupnya. Tunjukkan bahwa organisasi itu adalah organisasi yang paling pantas untuk dipilih anggota baru. Karena dengan itulah loyalitas mereka akan tercipta karena anggota baru tersebut sadar bahwa mereka tidak salah memilih.
0 komentar:
Posting Komentar